Secara nyata dampak dari perubahan ekonomi makro, seperti : melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional, suku bunga yang terus menaik, kurs valuta asing yang bergejolak, menurunnya nominal ekspor, harga minyak dunia yang tidak stabil, sangat memukul entrepreneur.

Dengan kondisi daya beli pasar yang terus melemah memaksa entrepreneur untuk memutar otak, mempertahankan porsi penjualan yang selama ini dinikmati. Belum lagi akibat menjamurnya pesaing sejenis tanpa diimbangi dengan pasar yang melebar, semakin menjepit entrepreneur untuk bergerak.

Namun bukanlah entrepreneur sejati, apabila “krisis” ini menghentikan langkah seorang entrepreneur agar bisnisnya tetap eksis bahkan berkembang. Siapa bilang saat “krisis”, bisnis kita tidak bisa berkembang. Telah terbukti dengan krisis yang kita alami di tahun 1998, banyak orang kaya baru bermunculan. Takkala beberapa perusahaan besar di negera Paman Sam pailit, saya percaya tidak semua perusahaan di Amerika saat ini ikut mengalami “krisis”. Jadi “krisis” bukanlah senjata yang mematikan kita, namun bisa dijadikan batu loncatan bagi entrepreneur sejati, tentunya mereka adalah orang-orang yang jeli dan yang mau berubah. Seperti yang sudah dibuktikan oleh Ir. Ciputra saat melewati kepungan masalah yang sangat bahaya bagi bisnis perumahannya, kenaikan bunga KPR yang tidak masuk akal serta bahan bangunan yang begitu cepat naik hingga lebih dari 50%. Namun dengan kejelian dan perubahan yang dia lakukan melalui PT. Ciputra Development, berkembang dan membuahkan hasil. Dia berhasil melewati krisis dan berjaya hingga sekarang.

Ada empat kiat, yang harus dilakukan oleh entrepreneur sejati saat “krisis” menghadang bisnisnya.


KIAT No. 1
Mau tidak mau, langkah awal adalah efesiensi cost. Percayalah, apapun bisnis Anda, dapat dipastikan terjadi inefesiensi di sana sini. Mengapa bisa terjadi demikian ? Hal ini dikarenakan saat penjualan kita masih untung dan bisa menutupi cost yang ada, secara manusiawi kita cenderung tidak cerewet atas cost yang sia-sia sekalipun. Saat “krisis” datang, siap-siap pendapatan dari penjualan menurun, dan jangan harap untuk beberapa waktu terjadi peningkatan penjualan. Salah satu cara untuk mendapatkan laba hanyalah memperkecil biaya yang ada saat ini. Biaya-biaya apa saja yang harus dievaluasi ? Analisalah jumlah karyawan dan modal kerja yang ada gunakan.

KIAT No. 2
Lalu lakukan diferensiasi bisnis yang Anda punyai sekarang. Bisnis Anda akan mati jika bisnis Anda tidak ada keunikan, apalagi jika bisnis Anda tidak ada manfaatnya di mata pelanggan. Anda harus segera memperbanyak pilar-pilar keunggulan bersaing (competitive advantages), seperti : mengatur strategi harga jual, memperbaiki kualitas dan fungsi produk, mengefektifkan jalur distribusi, packaging yang menarik, meningkatkan kualitas SDM, dll. Juga lihatlah peluang bisnis lain, yang bisa meningkatkan benefit dari bisnis Anda sebelumnya.
Hindari bisnis baru yang tidak memberikan kontribusi apa-apa dari bisnis Anda saat ini, karena tindakan ini tidak bijaksana, memulai bisnis di saat “krisis”.

KIAT No. 3
Kesalahan orang pada umumnya, meniadakan promosi di saat “krisis”. Dipikir promosi adalah “cost” yang harus diefisienkan. Anda salah besar, promosi bukanlah “cost”, tapi termasuk investasi. Karena uang yang Anda keluarkan buat promosi, tidak akan hilang begitu saja. Uang itu akan kembali mendekati perusahaan Anda, melalui kembalinya pelanggan yang lama dan datangnya pelanggan baru. Namun yang perlu Anda teliti ulang adalah bentuk promosi yang Anda lakukan. Saat “krisis”, buatlah promosi yang memberikan benefit “langsung” kepada pelanggan, baik yang lama dan yang baru. Di saat krisis pastilah jumlah pelanggan potensial di bisnis Anda akan berkurang, dan tentu saja mereka akan memilih perusahaan mana yang bisa memberikan benefit, lebih banyak pelanggan mengeluarkan uang dengan extra prudent (hati-hati).

TIPS : Beriklan dan Promosi
1. Berhati-hatilah beriklan, jangan hanya memberikan informasi tentang bisnis Anda, buatlah iklan yang bisa membuat orang ingin mencoba produk Anda.
2. Ciptakan iklan yang unik, sehingga tidak teredam dengan hiruk pikuk iklan-iklan yang berseliweran di mana-mana.
3. Dan buatlah promosi yang tidak setengah hati (tidak tanggung-tanggung), karena uang yang Anda keluarkan akan terbuang sia-sia.

KIAT NO. 4
Terakhir, bisnis yang bertahan dari “krisis” adalah bisnis yang bisa mempertahankan pelanggannya. Saat tidak krisis, ibarat kita menjala ikan di kolam ikan air tawar. Dengan sembarangan membuang jalapun, kita pasti bisa banyak mendapat ikan. Berbeda dengan saat krisis, seperti kita menjala ikan di lautan nan luas. Tanpa strategi dan perencanaan yang tepat, jangan harap bisa mendapatkan ikan yang banyak. Hindari berbisnis tanpa punya sasaran pelanggan mana yang ingin Anda raih. Oleh karena itu saat krisis Anda tidak boleh hanya duduk menunggu, hingga pelanggan Anda datang kepada Anda. Kemaslah suatu sentuhan transaksi yang memiliki benefit bagi pelanggan Anda. Buatlah pelanggan Anda menjadi pelanggan yang loyal. Merekalah yang menjadi dewa penolong bisnis Anda melewati masa “krisis”.

TIPS : Mempertahankan Pelanggan di Saat Krisis
1. Sentuhan transaksi yang berkesan, hal ini dimulai dari diri Anda.
2. Nomor satukan pelanggan, dan nomor duakan Anda.
3. Jual produk yang menguntungkan pelanggan.
4. Prioritaskan pelanggan lama.
5. Membangun komunikasi yang berlanjut dengan pelanggan.
6. Ikatlah pelanggan dengan program penjualan yang membuat mereka repeat melakukan order.

- Konosuke Matsushita -
"Bermacam-macam peluang muncul pada saat Anda sedang krisis… saat dalam kondisi bagus itu memang bagus tapi saat dilanda krisis adalah lebih bagus lagi".


Sumber : entrepreneurleadercenter.blogspot.com
Labels:

Post a Comment

Author Name

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.